A.
Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global atau yang sering
juga disebut global warming adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan bumi yang disebabkan oleh beberapa faktor penyebab. kemungkinan
besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat
aktivitas manusia melalui efek rumah kaca Pemanasan Global akan diikuti dengan
Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia
sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan
mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
B. Penyebab
Pemanasan Global
Pemanasan
global ini terjadi karena beberapa hal berikut:
1. Boros Listrik
Penggunan
listrik yang wajar dan sesuai kebutuhan tentu prilaku manusia bijak. Semua
orang menginginkan hal tersebut bisa di lakukan oleh setiap individu. Tapi,
ternyata untuk hemat dalam penggunaan listrik bukanlah pekerjaan yang mudah
bagi sebagian besar orang. Akibatnya, hal ini sebagai penyumbang pemanasan
global terjadi. Himbaun atau kampanye hemat listrik (save energy)
sudah banyak di lakukan, tapi tetap saja banyak rumah yang boros dalam
pemakaian listrik.
2. Halaman Rumah
tanpa pepohonan
Tumbuhan
hijau atau pepohonan bisa membuat udara menjadi sejuk dan menetralkan suhu
udara sehingga bisa di simpulkan bahwa pohon (tumbuhan) bisa mengatasi suhu
panas yang tinggi. Jika memang benar demikian, maka selayaknya setiap rumah mau
menanam pohon di pekarangan rumahnya. Tapi hal ini juga tidak dilakukan oleh
banyak rumah, apakah lagi rumah di perkotaan yang lebih memilih membangun
gedung daripada menanam pepohonan hijau. Kalau setiap
pekarangan atau halaman rumah tidak ada pohon, maka wajarlah yang namanya
pemanasan global itu terjadi.
3. Efek Rumah Kaca
Segala
sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Ketika energi ini
tiba permukaan Bumi, cahaya berubah menjadi panas yang menghangatkan Bumi.
Permukaan Bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembai sisanya.
Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke
angkasa luar. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang
panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer
bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon
dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini
menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan
akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi
terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus
meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan
semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas
yang terperangkap di bawahnya.
Salah satu
dari banyaknya pemanasan global terjadi karena model rumah atau gedung dengan
konsep rumah kaca. Sehingga dari rumah kaca memantulkan cahaya ke udara, bukan
menyerap sinar matahari. Jika satu atau dua rumah saja maka tidak terlalu
berdampak. Namun yang terjadi bukan saja rumah, gedung -gedung pencakar langit
pun memakai konsep bangunan kaca. Jika yang terjadi demikian, maka pemanasan
global adalah “prestasi” yang di hasilkan dari banyak rumah dan gedung yang
bermodelkan kaca.
4. Bahan Bakan
Kenderaan
Bahan bakan
dari kendaran selain bagi kesehatan manusia, juga bisa memberikan bertambahnya
pemasanasan global dari polusi udara yang mengganggu di hasilkan. Kita ketahui, jumlah kendaraan terus bertambah, tidak
ada pengurangan. Pengguna sepeda motor dari tahun ketahun terus meningkat
penggunanya. Begitu juga dengan pengendara mobil tidak mau kalah. Sementara
sepeda motor dan mobil yang lama tidak di musnahkan atau tetap di biarkan
beredar.
5. Polusi asap dari
industri Pabrik
Dengan
alasan membuka lapangan pekerjaan bagi rakyat Indonesia, maka banyak pabrik
industri yang tumbuh dan berkembang. Tidak lain dan tidak bukan untuk
mensejahterakan rakyat. Supaya bisa mendapatkan penghasilan dengan bekerja.
Jika
pernyataan di atas benar, maka wajar jika kita mendapatkannya, ya mendapatkan
rasa panasnya bumi karena banyak polusi asap dari pabrik industri. Ini memang
dilema, di satu sisi untuk kepentingan rakyat, tapi di sisi lain mengorbankan
eksistensi bumi.
6. Pembakaran Hutan
dan ilegal loging
Apakah Anda
tahun berapa hektar jumlah hutan Indonesia? Dan sudah berapa berkurang akibat
pembakaran hutan dan ilegal loging? Sumber mangatakan bahwa sekitar 50 %
pemanasan global disebabkan oleh CO2, dimana emisi CO2 disebabkan oleh
penggunaan bahan bakarfosil dan kerusakan/pembakaran hutan.
Hutan
banyak fungsi, di samping bisa mencegah terjadinya banjir, hutan juga bisa
mereduksi suhu panas bumi yang cendrung meningkat. Tapi apa yang
terjadi jika hutan sebagai warisan nenek moyang di bakar dan di tebang oleh
oknum yang tidak bertanggung jawab?
Dalam
mencegah pembakaran hutan dan ilegal loging, peran pemerintah harus serius
dalam menanganinya , karena sudah banyak terjadi dan terus terjadi beberapa
bulan lalu di provinsi Riau.
7. Usia Bumi Yang
sudah tua
Planet bumi
yang sudah mencapai usia 4,6 miliar tahun menjadi penyebab juga. Artinya
sudah sangat tua. Ibarat manusia jika sudah tua, pasti banyak penyakit yang
mudah menyerang. Begitu juga bumi. Penyakit yang diderita bumi hari ini adalah
pemanasan global dan hujan asam serta banyak lagi yang lain.
Nah, yang
menjadi pertanyaan adalah apakah karena bumi sudah tua, lalu pemasanan global
tidak bisa di atasi? Jika ada solusi, bagaimana cara mengatasi pemanasan global
yang terjadi ? Anda bisa baca di sini untuk jawaban dari pertanyaan tersebut.
8. Bocornya lapisan
ozon
Sinar
matahai yang memancar kebumi tidak langsung sampai kebumi, karena ada laipsan
ozon yang melakukan filter terlebih dahulu. Hal itu jika memang lapisan ozon memang
masih normal. Yang terjadi sekarang ini adalah lapisan ozon sudah menipis
bahkan ada yang bilang sudah bocor.
Sebuah
sumber mengatakan bahwa: “Berdasarkan pemantauan menggunakan instrumen Total
Ozone Mapping Spectrometer (TOMS) pada satelit Nimbus 7 dan Meteor 3, kerusakan
ini telah menimbulkan sebuah lubang yang dikenal sebagai lubang ozon di kedua
kutub
9. Minimnya ruang
terbuka hijau
Pakar tata
kota dari Universitas Trisakti, Jakarta, Nirwono Yoga, menilai sejauh ini belum
ada lonjakan persentase yang berarti terhadap jumlah ruang terbuka hijau (RTH)
yang ada di Jakarta, sebagaimana di lansir dari media online _http://koran-jakarta.com.
Upaya
pemerintah di setiap daerah sangat minim untuk membangun ruang terbuka hijau. Hal ini
bisa di lihat dengan susah sekali kita menemukannya. Walau sekarang ada
beberapa kota seperti Bandung dan Surabaya yang sedang menggalakkan. Maka hal
itu bisa di jadikan contoh bagi kota-kota lain.
10. Jumlah kendaraan terus bertambah
ini sudah
di bahas di atas, tapi ini hal ini harus mendapat sikap dari pemerintah dengan
mengeluarkan kebijakan dalam kendaraan bermotor. Misal dengan keluarnya
kendaraan terbaru, maka kendaraan tahun lama bisa di cabut atau di daur ulang
atau apalah. Yang
penting jumlah kendaraan bermotor bisa berkurang, bukan malah bertambah.
Terjadi
saat ini adalah jumlah kendaraan bermotor bertambah, namun tidak di barengi
dengan infrasrtuktur jalan, sehingga bukan hanya polusi udara yang berdampak
kepada pemanasan global terjadi, kemacetan pun selalu menghiasi jalan.
Demikianlah
beberapa hal yang menjadi 10 Penyebab dari Pemanasan Global (Global Warming).
Mungin masih banyak lagi penyebabnya. Jika pembaca mempunyai pendapat lain,
silahkan tulis di kolom komentar.
11. Efek Umpan Balik
Proses umpan balik yang terjadi
mempengaruhi penyebab pemanasan global. Sebagai contoh adalah pada proses
penguapan air. Pada kasus pemansan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca
seperti CO2, pada awalnya pemanasan akan menyebabkan lebih banyaknya air yang
menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan
akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya
suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya
lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan
balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara
hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan
balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang
panjang di atmosfer.
Umpan balik penting lainnya adalah
hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur
global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang
terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya
akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya
lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih
banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih
banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik
positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost)
adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es
yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan
lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini
diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga
membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap
karbon yang rendah.
12. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan
Pada kurun
waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia untuk pertanian meningkat
pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan nitrogenoksida yang 300 kali lebih
kuat dari karbondioksida sebagai perangkap panas, sehingga ikut memanaskan
bumi. Akibat lainnya adalah pupuk kimia yang meresap masuk ke dalam tanah dapat
mencemari sumber-sumber air minum kita.
C. Dampak Pemanasan Global
Di bawah
ini adalah beberapa dampak dari pemanasan global:
1.
Kekeringan
Sebuah
penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ahli iklim Inggris menemukan bahwa
pemanasan global akan mengakibatkan kekeringan besar dalam 100 tahun ke
depan.Skala kekeringan begitu besar hingga mencakup setengah dari total lahan
yang kita miliki saat ini. Palmer Drought Severity Index
(PDSI) menyatakan bahwa persentase global daerah kering telah meningkat sebesar
1,74% antara tahun 1950 dan 2008. Kekeringan tentu saja akan memicu kegagalan panen yang
akan berdampak fatal bagi populasi dunia.
2.
Wabah
Perubahan iklim akan menyebabkan
lonjakan epidemi sejumlah penyakit. Berbagai virus umumnya tidak dapat bertahan hidup pada
suhu dingin. Namun, dengan kenaikan
suhu akibat perubahan iklim, virus yang tadinya hanya mampu berkembang dalam
iklim tropis kemudian menyebar ke daerah lain. Korea Institite of Health and Social Affairs (KIHASA)
menyatakan bahwa “Dalam kasus ekstrim, 1 derajat kenaikan suhu akan
mengakibatkan kenaikan 6 persen dalam penyebaran penyakit.
3. Banjir
Pemanasan global yang mampu memicu
banjir tampaknya berlawanan dengan logika.Namun kenyataannya perubahan iklim
menyebabkan perubahan pola cuaca di seluruh dunia.Dalam beberapa tahun terakhir
kita telah melihat fenomena banjir besar yang menimpa berbagai belahan dunia. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
memperingatkan bahwa frekuensi banjir bandang akan meningkat dalam abad ini.
4. Pencairan es di kutub
Pemanasan
global menyebabkan mencairnya es di Kutub Utara dan daerah Antartika (Kutub
Selatan). Suhu di daerah ini telah meningkat sekitar dua sampai tiga kali lipat. Es di kutub
memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Jika es mencair, pulau-pulau yang berada di bawah
permukaan laut akan terancam bahaya. Kota-kota
seperti Shanghai dan negara kepulauan Maladewa adalah beberapa tempat yang akan
terpapar risiko tertinggi dalam skenario seperti itu.
Saat
atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, hal ini
menyebabkan volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut.
Pemanasan juga mengakibatkan mencairnya es di kutub, terutama sekitar
Greenland.
Perubahan
tinggi permukaan laut akan sangat berpengaruh pada kehidupan di daerah pantai.
Beberapa daerah akan tenggelam. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan
meningkat. Bahkan sedikit saja kenaikan permukaan laut akan sangat berpengaruh
pada ekosistem pantai, contohnya akan menenggelamkan separuh rawa-rawa pantai.
5. Kabut asap (smog)
Peningkatan
suhu akibat pemanasan global akan membuat konsentrasi kabut asap di atmosfer
mengalami peningkatan. Peningkatan kabut asap pada akhirnya
akan menyebabkan penyakit dan kematian. Kabut asap juga mengintensifkan gelombang panas yang tentu saja dapat
berdampak buruk bagi kehidupan.
6. Kebakaran hutan
Selama
dekade terakhir ini, banyak penelitian telah dilakukan untuk memastikan apakah
pemanasan global menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas kebakaran
hutan.Kebakaran hutan menyebabkan kerusakan ekosistem dan infrastruktur. Akibat
kebakaran hutan, jumlah pelepasan karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca
juga akan meningkat yang pada akhirnya memperparah pemanasan global (global warming)
7.
Iklim Mulai Tidak Stabil
Telah diperkirakan oleh para
ilmuwan, daerah bagian utara dari belahan Bumi Utara akan memanas lebih dari
daerah-daerah lainnya di Bumi. Hal ini berakibat akan mencairnya gunung-gunung es
dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan
tersebut. . Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak
akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang
ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam
akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam
hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah
hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari
lautan. Kelembaban yang tinggi akan
meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap
derajat Fahrenheit pemanasan. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air
akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi
lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin
dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya
dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang
terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca
menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
8.
Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk
hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan
telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk
bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah
pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu
hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini.
Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh
kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies
yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
D. Solusi Mengurangi Pemanasan
Global
Berikut ini adalah solusi dari
pemanasan global:
1. Program menanam pohon
Apakah
selama ini gerakan menanam pohon sudah di lakukan? Saya pikir sudah, kampanye pun sudah di lakukan oleh pemerintah pusat dan
daerah, perusahaan besar pun sudah mengalokasikan dana Corporate Social Responsibiliy (CSR)-nya untuk menanam pohon. Tidak sampai di situ saja, banyak gerakan organisasi
masyarakat yang gemar menggalakan menaman pohon, bahkan ada yang dengan suka
rela membagi pohon gratis untuk di tanam setiap rumah.Tapi saya tetap sepakat
bahwa menanam pohon adalah satu cara untuk mencegah pemanasan global. Hanya
saja, perlu lebih baik lagi dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
Satu pohon berukuran agak besar
dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya.1 Jadi, dalam waktu 40 tahun, pohon dapat
menyerap 240 kg CO2. United Nations Environment Programme (UNEP) melaporkan
bahwa pembabatan hutan menyumbang 20% emisi gas rumah kaca.3 Seperti kita
ketahui, pohon menyerap karbon yang ada dalam atmosfer. Bila mereka ditebang
atau dibakar, karbon yang pernah mereka serap sebagian besar justru akan
dilepaskan kembali ke atmosfer. Maka, pikir seribu kali sebelum menebang pohon di
sekitar Anda. Pembabatan hutan juga berkaitan dengan peternakan. Tahukah Anda
area hutan hujan seukuran 1 lapangan sepak bola setiap menitnya ditebang untuk
lahan merumput ternak? Bila Anda berubah menjadi seorang vegetarian, Anda dapat
menyelamatkan 1 akre pohon per tahunnya.
2. Jadilah vegetarian
Memproduksi daging sarat CO2 dan
metana dan membutuhkan banyak air. Hewan ternak seperti sapi atau kambing
merupakan penghasil terbesar metana saat mereka mencerna makanan mereka.1 Food
and Agriculture Organization (FAO) PBB menyebutkan produksi daging menyumbang
18% pemanasan global, lebih besar daripada sumbangan seluruh transportasi di
dunia (13,5%). Lebih lanjut, dalam laporan FAO, “Livestock’s Long Shadow”,2
2006 dipaparkan bahwa peternakan menyumbang 65% gas nitro oksida dunia (310
kali lebih kuat dari CO2) dan 37% gas metana dunia (72 kali lebih kuat dari
CO2).
Selain itu, United Nations
Environment Programme (UNEP), dalam buku panduan “Kick The Habit”, 2008,
menyebutkan bahwa pola makan daging untuk setiap orang per tahunnya menyumbang
6.700 kg CO2, sementara diet vegan per orangnya hanya menyumbang 190 kg CO2.3 Saat
ini, jumlah penduduk dunia sekitar 6,7 miliar orang. Bila 5 miliar orang di
antaranya adalah pemakan daging, coba Anda hitung berapa CO2 yang dihasilkan
setiap tahunnya? Luar biasa, bukan? Tidak mengherankan bila ahli iklim
terkemuka PBB, yang merupakan Ketua Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC) PBB, Dr. Rajendra Pachauri, menganjurkan orang untuk berhenti makan
daging untuk mengerem pemanasan global.
3. Cerdas dalam
berkendara
Negara maju
sudah banyak yang melakukan hal ini. Budaya berkendara dengan cerdas sudah di
contohkan oleh mereka. Bahkan ada tempat parkir khusus sepeda yang di tata
dengan rapi. Ya, banyak
negara maju menggunakan sepeda untuk berpergian, seperti ke kantor atau ke
sekolah. Sebenarnya, hal tersebut di
Indonesia sudah mulai ada geliatnya, tapi belum mendapat respon yang baik dari
pemerintah. Seharunya pemereintah membuat jalan khusus penaik sepeda, tapi
tidak.
Selain itu,
transportasi massal juga sebagai berkendara dengan cerdas, hal ini bisa
mengurangi pemanasan global yang timbul karena kendaraan bermotor yang kita
naiki. Dengan menaiki transportasi massal, maka langkah ini bisa menghemat
polusi dan juga bisa meminimalisir kemacetan.
Tapi jika
Anda punya kantor atau sekolah yang bisa di tempuh dengan berjalan kaki, maka
itu lebih baik di lakukan dengan jalan kaki, jangan malah menaiki mobil. Sama –
sama kita ketahui bahwa sebab pemanasan global karena CO2 yang di keluarkan
dari bahan bakar kendaraan bermotor. Cobalah untuk berjalan kaki,
menggunakan telekonferensi untuk rapat, atau pergi bersama-sama dalam satu
mobil. Bila memungkinkan, gunakan kendaraan yang menggunakan bahan bakar
alternatif. Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang dibakar dalam mesin mobil menyumbang
2,5 kg CO2. Bila jaraknya dekat dan tidak terburu waktu, Anda bisa memilih
kereta api daripada pesawat. Menurut
IPCC, bepergian dengan pesawat menyumbang 3-5% gas rumah kaca.
4.
Kurangi Bangunan Rumah Kaca
Banyaknya bangunan rumah kaca
membuat suhu panas bisa meningkat beberapaderajat celcius. Oleh sebab
itu, harus di kurangi, harus ada kebijakan pemerintah yang tegas tentang
pembangunan gedung-gedung yang mencoba mencakar langit (walau tida bisa).
Lalu apakah sudah ada kebijakan
pemerintah tentang pengurangan pembangunan gedung atau rumah kaca? Untuk hal in
saya tidak ada mendapatkan, kalau pun ada seperti Analisis Dampak Lingkungan
(AMDAL) hanya formalitas saja. Ini terbukti dengan terus dan terus tumbuh
gedung-gedung di bangun.
Aspirasi ini harus terus di
sampaikan, kalau bisa pemerintah memberikan denda kepada pengembang properti
(developer) yang membangun rumah tanpa menganalisa tentang
dampak lingkungan dalam proyek
mereka.
5. Hemat Listrik
Listrik
juga menjadi faktor dalam menaikan suhu panas. Jika demikian alangkah bijaknya
untuk membiasakan hemat listrik. Seperti di rumah, ketika siang hari mematikan
alat listrik yang tidak digunakan lagi.
Memang
harus massal di lakukan, bukan hanya oleh peorangan saja. Sangat disayangkan
masih ditemukan banyaknya lampu jalan yang menyala di siang hari. Dalam hal ini
pemerintah belum menjadi contoh bagi masyarakat. Tapi tidak
salah jika kita mulai dari diri kita sendiri, keluarga, tetangga dan
seterusnya. Mudah- mudahan generasi masa depan bisa cerdas dan hemat dalam
penggunaaan listrik.
6. Saluran Ventilasi
rumah yang cukup
Jika Anda
mau mencegah pemansan global masuk kerumah, maka yang Anda lakukan selain
memasang AC, adalah memperbanyak saluran ventilasi di rumah. Supaya angin bisa masuk kedalam rumah dan memberikan kesejukan. Dan
supaya angin tetap banyak masuk kerumah Anda, maka jangan lupa Anda menanam
pohon di pekarangan rumah Anda.
7. Jangan tebang pohon sembarangan (ilegal loging)
Ini yang masih sulit untuk di
lakukan oleh masyarakat kita. Bisa kita lihat setiap tahun berapa hektar lahan
hutan yang terbakar, sehingga menjadi lahan yang tandus. Tidak terhitung lagi
kerugian negara karena hutan yang habis di bakar oleh oknum tidak bertanggung
jawab. Anda bisa bayangkan butuh berapa lama untuk menunggu pohon untuk tinggi? Ya, butuh
bertahun – tahun, bahkan puluhan tahun.
Yang anehnya, tindakan ilegal loging tersebut juga di dukung oleh oknum aparat negara. Jadi
para perlaku dengan bebas bertindak perbuatan tidak bermoral itu.Bagi pohon
yang di jalanan banyak hidup segan mati tak mau, karena tidak di rawat dengan
baik, apatah lagi di musim pemilu, banyak pohon yang di paku dengan
sembarangan. Kampanye tentang
menolak dan menentangilegal loging atau menolak penebangan pohon sembaranga harus terus di galakkan. Ini
demi kemaslahatan bersama, jangan hanya karena kepentingan seelompok orang,
membuat masalah bagi bangsa dan negara.
Cara lain yang digunakan adalah
a. Pisahkan sampah kertas,
plastik, kalenga agar dapat didaur ulang
b. Daur ulang sampah organic
c. Jemur pakaian anda di bawah
sinar matahari
d. Gunakan kipas angin
e. Beli makanan yang mengandung unsur organic
f. Kurangi belanja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar