Berbagai jenis
industri dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tertentu. Klasifikasi
industri berikut ini didasarkan modal dan tenaga kerja, barang yang dihasilkan,
daerah pemasaran, lokasi, investasi-investasi dan tenaga kerja, serta
departemen perindustrian.
a. Industri
Berdasarkan Modal dan Jumlah Tenaga Kerja
Berdasarkan
jumlah tenaga kerja dan modal yang digunakan dalam usaha industri, industri
dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:
1) Industri Rumah
Tangga
Dari namanya
saja, sudah bisa dibayangkan besarnya modal dan tenaga kerja yang digunakan
dalam industri rumah tangga. Perhatikan gambar di samping! Pada gambar
menunjukkan industri rumah tangga yang menghasilkan tahu. Jika kamu menemui
industri ini amatilah proses produksinya, jumlah tenaga kerja yang digunakan,
dan peralatan yang digunakan. Tanyakan pula berapa modal yang digunakan. Dari
jawaban-jawaban yang diperoleh dapat kamu gunakan sebagai petunjuk untuk
mengetahui ciri-ciri industri rumah tangga.
Industri rumah
tangga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a) Modal yang
digunakan relatif kecil.
b) Tenaga kerja
yang digunakan tidak lebih dari 4 orang, biasanya dari anggota keluarga.
c) Peralatan yang
digunakan sederhana dan bukan mesin.
d) Bertujuan
hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2) Industri Kecil
Industri kecil
membutuhkan modal dan tenaga kerja yang lebih banyak dibanding industri rumah
tangga.
Industri kecil
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a) Modal yang
dibutuhkan lebih besar daripada industry rumah tangga.
b) Jumlah tenaga
kerja 5 sampai 19 orang.
c) Menggunakan
teknologi sederhana.
d) Biasanya hanya
merupakan usaha sampingan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Industri kecil
biasanya bergerak di bidang makanan dan kerajinan.
Contoh industri
makanan adalah industri makanan kecil, kecap, kerupuk, dan sebagainya. Contoh
industry kerajinan adalah industri batik, anyaman, mebel kayu, dan sebagainya.
3) Industri
Sedang
Apabila
dibandingkan dengan dua jenis industry sebelumnya, industri sedang merupakan
industri yang membutuhkan lebih banyak modal dan jumlah tenaga kerja.
Ciri-ciri
industri sedang sebagai berikut.
a) Modal lebih
besar daripada industri kecil.
b) Tenaga kerja
berjumlah 20 sampai 99 orang.
c) Sudah
menggunakan teknologi yang cukup tinggi tetapi masih banyak menggunakan tenaga
manusia.
d) Sudah
menerapkan manajemen meskipun masih sederhana.
e) Sudah ada
pembagian kerja, misalnya bagian keuangan, administrasi, produksi, dan
pemasaran.
Contoh industri
sedang antara lain industri konveksi (pakaian jadi), sepatu dan tas, alat
olahraga, serta industry percetakan.
4) Industri Besar
Berdasarkan modal
dan jumlah tenaga kerja, industri besar memiliki tingkatan yang paling tinggi.
Industri besar
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a) Membutuhkan
modal besar.
b) Tenaga kerja
yang dibutuhkan lebih dari 100 orang.
c) Menggunakan
mesin-mesin berat dan modern.
d) Lebih banyak
menggunakan tenaga mesin daripada tenaga manusia.
e) Produk yang
dihasilkan untuk kebutuhan dalam negeri dan sebagai komoditas ekspor.
f) Manajemen
perusahaan sangat rapi.
g) Pembagian
kerja sudah jelas, misalnya direktur, bagian produksi, pemasaran, administrasi,
keuangan, personalia, dan sebagainya.
Contoh industri
besar antara lain industri semen, tekstil, kendaraan bermotor, mobil, pupuk
kimia, dan sebagainya.
b. Industri
Berdasarkan Barang yang Dihasilkan
Berdasarkan
barang yang dihasilkan, industri dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu
industri rumah tangga/ industri kecil, industri ringan, industri sedang, dan
industri besar.
1) Industri Rumah
Tangga/Industri Kecil
Industri kecil
yang termasuk dalam kelas ini misalnya industri kerajinan. Ada banyak industri
kerajinan, antara lain kerajinan tenun, batik tulis, ukiran kayu, payung,
anyaman, logam, tanah liat, dan kulit.
2) Industri
Ringan
Industri ringan
menggunakan bahan baku atau bahan mentah dalam jumlah sedikit dan ringan.
Barang yang dihasilkan tidak terlalu berat. Proses pengolahan cenderung lebih
bersih dan sedikit menghasilkan polutan. Industri yang termasuk dalam industri
ringan adalah industri makanan dan minuman, industri pakaian, industri tekstil,
dan industri elektronik.
3) Industri
Sedang
Ciri-ciri
industri sedang hampir sama dengan industri ringan, hanya dalam penggunaan
bahan mentah lebih banyak. Contoh industri sedang adalah industri konveksi,
industri percetakan, dan industri penggergajian kayu.
4) Industri Berat
Industri berat
dicirikan oleh penggunaan bahan mentah dalam jumlah banyak dan mesin-mesin
berukuran besar. Barang-barang yang dihasilkan juga banyak dan besar. Industri
berat cenderung membutuhkan lahan yang luas dan dapat mencemari lingkungan.
Contoh
industri yang termasuk industri berat adalah industri besi dan baja, industri
kapal, serta industri pesawat terbang. Industri Besi dan Baja sebagai Suatu
Sistem Industri besi dan baja dapat dilihat sebagai suatu sistem. Produk baja
dapat dibuat dalam pabrik besi dan baja yang terpadu. Proses terpadu
menghasilkan produksi baja yang lebih efisien dengan biaya lebih rendah.
Masukan (input), proses, dan produk yang dihasilkan (output) oleh pabrik besi
dan baja yang terpadu ditunjukkan seperti skema di samping.
c. Industri
Berdasarkan Daerah Pemasaran
Berdasarkan
daerah pemasaran, industri dibedakan menjadi dua, yaitu industri dasar dan
industri lokal.
1) Industri Dasar
(Basic Industry)
Merupakan
industri yang produksinya ditujukan untuk ekspor atau dipasarkan ke luar
negeri.
2) Industri Lokal
(Non-Basic Industry)
Industri lokal,
yaitu industri yang hasil produksinya dipasarkan di pasar lokal (dalam negeri).
d. Industri
Berdasarkan Orientasi
Berdasarkan
orientasi, industri dibedakan menjadi empat sebagai berikut.
1) Industri
Berorientasi Pasar (Market Oriented Industry)
Industri yang
dibangun dengan tujuan lebih mendekatkan kepada konsumen atau pelanggan. Jarak
lokasi industri dengan konsumen menjadi salah satu pertimbangan dalam membangun
industri. Selain itu, kualitas barang hasil industri, yang terkait dengan mutu,
model, keawetan, dan kegunaan barang berpengaruh pada banyak sedikitnya
konsumen barang hasil industri tersebut.
2) Industri
Berorientasi Permintaan (Supply Oriented Industry)
Industri yang
dibangun dengan tujuan menyediakan barangbarang kebutuhan konsumen. Apa yang
dibutuhkan konsumen menjadi dasar pertimbangan didirikannya suatu industri.
Selain itu, fasilitas pendukung seperti jalan, listrik, dan telepon juga
dipertimbangkan.
3) Industri
Berorientasi Tenaga Kerja (Power Oriented Industry)
Industri ini
dibangun dengan tujuan mendayagunakan tenaga kerja. Lokasi industri berada di
daerah yang tersedia banyak tenaga kerja.
4) Industri
Berorientasi Bahan Mentah (Raw Material Oriented Industry)
Industri yang
dibangun dengan tujuan memanfaatkan bahan mentah yang tersedia. Lokasi industri
ini berada di daerah yang menyediakan bahan mentah. Alasan pembangunan industri
di wilayah yang memiliki bahan mentah banyak, antara lain karena volume bahan
mentah yang berat atau besar maupun kondisi bahan mentah yang cepat rusak,
sehingga harus cepat diolah.
e. Industri
Berdasarkan Intensitas Modal dan Pemakaian Tenaga Kerja
Berdasarkan
klasifikasi ini, industri dapat digolongkan menjadi dua sebagai berikut.
1) Industri Padat
Karya (Labour Intensive)
Merupakan
industri yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang banyak.
2) Industri Padat
Modal (Capital Intensive)
Merupakan jenis
industri yang menggunakan modal yang besar, digunakan dalam industri yang
memakai mesin-mesin, pemrosesan barang maupun hasil produk mutakhir dan
canggih.
f. Industri
Menurut Departemen Perindustrian
Menurut
Departemen Perindustrian, industri di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua
sebagai berikut.
1) Industri Dasar
(Hulu)
Industri ini
meliputi industri mesin-mesin, logam dasar, dan industri kimia dasar. Industri
ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta meperkukuh struktur
ekonomi. Contoh industri ini antara lain industri mesin pertanian, alatalat
konstruksi, mesin-mesin listrik, kendaraan bermotor, kereta api, kapal, pesawat
terbang, besi-besi konstruksi, besi baja, dan sebagainya.
2) Industri Hilir
Industri hilir
berorientasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi.
Contohnya industry tekstil, kimia, alat-alat listrik, logam, bahan bangunan,
dan industri pangan.
g. Penggolongan
Industri Berdasarkan Bahan Dasar yang Digunakan
1) Industri Dasar
Merupakan
industri yang menghasilkan bahan dasar untuk industri yang lain. Contoh, pabrik
peleburan besi dan bauksit.
2) Industri
Konveksi
Industri yang
membuat pakaian jadi, seperti kaos, celana, dan kemeja.
3) Industri
Agraris
Industri yang
mengolah hasil-hasil pertanian, baik secara langsung maupun tidak langsung.
4) Industri
Perakitan
Industri ini
melakukan perakitan mesin-mesin untuk memproduksi barang jadi, misalnya
industri perakitan mobil, barang-barang elektronik, dan pesawat terbang.
5) Industri
Trafik
Bahan mentah dari
industri trafik semuanya diimpor, karena di dalam negeri tidak tersedia,
misalnya minuman anggur, bir, dan perajutan wol.
h. Penggolongan
Industri Berdasarkan Jenis Usahanya
1) Industri
Ekstratif
Industri ini
bahan bakunya langsung dari alam, seperti pertambangan, pertanian, perikanan,
kehutanan, perkebunan, dan sejenisnya.
2) Industri
Nonekstratif
Merupakan
industri yang mengambil bahan bakunya dari tempat lain yang disediakan oleh
industri lain. Contoh, industri penerbit dan percetakan.
3) Industri
Fasilitatif/Industri Jasa
Kegiatan dari
industri ini adalah menjual jasa untuk keperluan lain. Contoh, industri
perdagangan, perbankan, transportasi, dan komunikasi. Selain faktor-faktor
tersebut, masih banyak faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam penentuan
lokasi industri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar