DAFTAR
ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 1
1.3 Tujuan Makalah....................................................................................... 2
1.4
Metode Penulisan..................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Asap Kabut................................................................................. 3
2.2 Dampak Asap Kabut Bagi Lingkungan dan Kesehatan.......................... 4
2.3 Upaya Untuk
Mengurangi Dampak Asap ............................................... 5
BAB
II PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 7
3.2 Saran......................................................................................................... 7
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................ 8
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Kabut
asap sudah menjadi bencana nasional sejak terjadinya kebakaran hutan dan lahan
yang besar mulai tahun 1997/1998 dan sampai dengan tahun 2015 bencana kabut
asap di Indonesia masih terus berlangsung, dampak kebakaran hutan mengakibatkan degradasi dan deforestasi hutan
semakin tinggi, dampak kiriman asap ke negara-negara tetangga terutama
Singapura dan Malaysia.
Hal
ini dikarenakan pengelolaan dan pemanfaatan hutan selama ini tidak
memperhatikan manfaat yang akan diperoleh dari keberadaan hutan tersebut,
sehingga kelestarian lingkungan hidup menjadi terganggu. Penyebab utama kabut
asap adalah kebakaran hutan.
Kebakaran
hutan terjadi karena manusia yang menggunakan api dalam upaya
pembukaan hutan untuk Hutan Tanaman Industri (HTI), perkebunan, dan pertanian.
selain itu, kebakaran didukung oleh pemanasan global, kemarau ekstrim yang
seringkali dikaitkan dengan pengaruh iklim memberikan kondisi ideal untuk
terjadinya kebakaran hutan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa penyebab dari
kabut asap yang terjadi di Indonesia?
2.
Apa saja dampak yang
merugikan bagi masyarakat?
3.
Bagaimana solusi
untuk mengatasi bencana kabut asap di Indonesia?
1.3 Tujuan
Makalah
Adapun tujuan
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Mengetahui penyebab
dari kabut asap yang terjadi di Indonesia
2.
Mengetahui dampak
dari kabut asap yang terjadi di Indonesia
3.
Mengetahui solusi
untuk mengatasi kabut asap di Indonesia
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah ini adalah metode pustaka, yaitu dengan cara membaca
buku buku yang berhubungan dengan tema yang penulis buat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Asap Kabut
Kabut adalah kasus pencemaran
udara berat
yang bisa terjadi berhari-hari hingga hitungan bulan. Di bawah keadaan cuaca yang menghalang sirkulasi
udara, asbut bisa menutupi suatu kawasan dalam waktu yang lama. Perkataan
"asbut" adalah singkatan dari "asap" dan "kabut", walaupun pada
perkembangan selanjutnya asbut tidak harus memiliki salah satu komponen kabut
atau asap. Asbut juga sering dikaitkan dengan pencemaran udara. Asbut sendiri
merupakan koloid jenis aerosol padat dan aerosol cair
Pada
umumnya, kabut terbentuk ketika udara yang jenuh akan uap air didinginkan di
bawah titik bekunya. Jika udara berada di atas daerah perindustrian, udara itu
mungkin juga mengandung asap yang bercampur kabut membentuk kabut berasap,
campuran yang mencekik dan pedas yang menyebabkan orang terbatuk. Di kota-kota
besar, asap pembuangan mobil dan polutan lainnya mengandung hidrokarbon dan
oksida-oksida nitrogen yang dirubah menjadi kabut berasap fotokimia oleh sinar
matahari. Ozon dapat terbentuk di dalam kabut berasap ini menambah racun lainnya
di dalam udara.
Kabut
berasap ini mengiritasikan mata dan merusak paru-paru. Seperti hujan asam,
kabut berasap dapat dicegah dengan mengehentikan pencemaran atmosfer. Kabut
juga dapat terbentuk dari uap air yang berasal dari tanah yang lembab, tanaman-tanaman,
sungai, danau, dan lautan. Uap air ini berkembang dan menjadi dingin ketika
naik ke udara. Udara dapat menahan uap air hanya dalam jumlah tertentu pada
suhu tertentu. Udara pada suhu 30º C dapat mengandung uap air sebangyak 30 gr
uap air per m3, maka udara itu mengandung jumlah maksimum uap air
yang dapat ditahannya. Volume yang sama pada suhu 20º C udara hanya dapat
menahan 17 gr uap air. Sebanyak itulah yang dapat ditahannya pada suhu
tersebut. Udara yang mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya
disebut udara jenuh.
2.2 Dampak
Asap Kabut Bagi Lingkungan dan Kesehatan
Sebuah sumber menyebutkan bahwa kebakaran hutan di
Indonesia sekarang ini merupakan sumber utama polusi udara di sekitar pulau
Sumatera dan Kalimantan. Asap dari kebakaran hutan ini menyebabkan kabut asap
yang menutupi hampir seluruh langit Sumatera dan Kalimantan, bahkan sampai ke
negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia.
Kebakaran hutan ini menyebabkan seluruh warga yang
terkena dampak kabut asap harus memakai masker untuk melaksanakan aktivitasnya
dan mengurangi aktivitas di luar rumah. Saat ini kabut asap kian pekat setiap
harinya, hal ini juga dikarenakan musim kemarau yang berkepanjangan dan hujan
yang tak kunjung turun di daerah Sumatra dan Kalimantan.
1. Kabut asap dapat menyebabkan
iritasi pada selaput lendir hidung, mulut dan tenggorokan yang memang lansung
terkena asap kebakaran hutan.serta menyebabkan reaksi alergi peradangan dan
infeksi.
2. Gangguan serupa juga dapat
terjadi di mata dan kulit, yang lansung kontak dengan asap kebakaran hutan,
yang menimbulkan keluhan gatal, mata berair, peradangan dan infeksi yang
memberat.
3. Dapat memperburuk asma dan
penyakit paru kronis lain, seperti bronkhitis kronik. Kemampuan kerja paru-paru
berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernafas.
4. Infeksi saluran pernapasan
akut (ispa) jadi lebih mudah terjadi, karena tidak seimbang antara daya tahan
tubuh, pola bakteri/virus1 penyebab penyakit, dan buruknya
lingkungan.
5. Mereka yang berusia lanjut dan
anak-anak dengan daya tahan tubuh yang rendah akan lebih rentan untuk mendapat
gangguan kesehatan.
2.3 Upaya Untuk
Mengurangi Dampak Asap
Sudah semestinya masyarakat dan pemerintah perlu
menetapkan dan melaksanakan langkah-langkah perbaikan yang tepat.
Langkah-langkah yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat
perlu diidentifikasi dan kemudian dihindari untuk mencegah resistansi
(perlawanan) dari masyarakat agar upaya perbaikan yang ditempuh tidak menjadi
kontraproduktif.
Dalam kenyataan, kita bisa melihat sendiri dengan
sejelas-jelasnya banyak kebakaran hutan di negara kita yang titik apinya terus
bertambah serta mengeluarkan asap hitam pekat dan kabut yang mengurangi jarak
pandang. Itulah salah satu contoh pahit penegakan hukum di Indonesia.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
penanganan polusi membutuhkan keterlibatan seluruh masyarakat. Pelaksanaan
kebijakan apapun tentu tidak akan mendatangkan hasil maksimal apabila hanya
mengandalkan peran Pemerintah. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat dan
sinergi antara Pemerintah dan masyarakat dalam perbaikan lingkungan juga perlu
digalakkan.
Pada dasarnya, banyak warga yang telah memahami
persoalan kebakaran hutan ini dan telah berinisiatif untuk
ikut memperbaikinya. Gerakan‘one man one tree’ (satu orang satu pohon) yang
merupakan bentuk kecil dari penghijauan guna mengurangi polusi udara.
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
paparan diatas, diketahui bahwa bencana kabut asap di Indonesia di sebabkan
oleh banyak sekali terjadi kebakaran hutan dan lahan Kebakaran hutan bisa
disebabkan oleh ulah manusia ataupun karena faktor alam/cuaca/iklim.Tetapi
kebanyakan kebakaran hutan disebabkan oleh ulah manusia, diantaranya pembukaan
hutan/lahan untuk kepentingan industri perkebunan, pertanian dan tambang.
Adapun
kerugian atau dampak yang disebabkan oleh kebakaran hutan yaitu menurunnya
populasi flora dan fauna karena banyak flora dan fauna yang ikut terbakar dan
kehilangan tempat tinggal saat terjadi kebakaran hutan.kebakaran hutan juga
mengakibatkan polusi udara karena asap yang ditimbulkan. Hal ini sangat
merugikan bagi manusia karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dan
juga dapat mengakibatkan kecelakaan ketika sedang berkendara.
3.2 Saran
Pertanyaannya,
apakah kita mau mengoptimalkan
fasilitas, data, informasi dan teknologi yang sudah ada.Lalu setelah perangkat
pemantauan titik panas itu dilihat, maukah pengambil keputusan berbuat obyektif
dalam rangka meminimalkan kebakaran hutan dan lahan
DAFTAR PUSTAKA
Bahri,
Samsul. 2002. “KAJIAN PENYEBARAN KABUT ASAP KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI
WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA DAN KEMUNGKINAN MENGATASINYA DENGAN
MC”.Volume3,No.2. http://wxmod.bppt.go.id/JSTMC/
hpstmc/VOL03/pdf/vol3no2-03.pdf.